Seringkali kita melihat seorang motivator di televisi, bagaimana komentar kalian? Apakah kamu ikut termotivasi sehingga level semangat naik 7x lipat, kamu yang sedih-sedih langsung move on. Atau merasa biasa aja, malah kita bilang kalau orang itu cuma menjual omongan saja. Well, penggunaan kata motivator sebenarnya kurang tepat karena mereka sebenarnya hanyalah motivational speaker. Mereka membicarkan hal-hal yang membuat kita tergugah untuk menyadari dan melakukan sesuatu, jadi apa yang mereka bicarakan bisa digolongkan sebagai motivasi eksternal. Motivasi eksternal semacam ini jika tidak ada tindak lanjut dan evaluasi dari kita sendiri maka hasilnya tidak akan tahan lama. Pelatihan motivasi yang instan pengaruhnya juga instan.
Eits, saya bukan anti motivator, mereka berjasa dalam beberapa hal. Yang perlu kita sadari adalah memotivasi hanya berlaku untuk orang yang memiliki knowledge/skill tinggi namun behavior rendah. Untuk orang yang memiliki knowledge/skill tinggi dan behavior tinggi, motivasi tidak akan cukup berpengaruh karena yang mereka perlukan adalah coaching/ pendampingan untuk menggali potensi diri. Pembicara motivasi, kecenderungan mereka adalah membicarakan apa yang belum mereka lakukan. Itulah mengapa, ketika ada pembicara motivasi saya bosan jika materi tidak menarik apalagi jika hanya memainkan emosi sedih, tangis, tawa, kemudian menawarkan konsep-konsep yang disampaikan dengan bahasa yang tidak praktis. It doesnt work for me :D
Bagaimana kalau aku beritahu kalian orang sukses yang membicarakan apa yang sudah dia lakukan sendiri dan dia menerapkan prinsipnya itu dalam keseharian terutama kepada anak-anak dan istrinya. Dialah Steven Richards Covey, pria kelahiran tahun 1932 ini menekankan pentingnya pembentukan karakter. Karakter dibentuk dari kebiasaan kita sehari-hari yang dilakukan berulang-ulang dan bertahun-tahun. Menerobos lampu merah dan membuang sampah sembarangan adalah salah satu karakter jelek yang sering kita temui di sini. Satu dua kali kita tidak membuang sampah sembarangan karena takut dilihat orang lain, hal yang sementara ini tidak bisa disebut karakter.
Dalam bukunya, 7 Habits of Highly Effective, Steven R Covey menyebutkan 7 kebiasaan yang bisa menjadikan kita orang efektif. Perlu kita ingat bahwa karakter dibentuk dari kebiasaan, pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa harus jadi orang yang efektif?. Kira-kira kenapa ya?? kalau dipikir-pikir ini semua berhubungan dengan waktu dan hasil, kita tidak mau kan kalau waktu kita yang “sementara” ini terbuang percuma tanpa ada hasil yang jelas. Sering saya mendengar ungkapan bahwa “sukses bukanlah tujuan tapi proses”, tetapi Mbah Covey yang meninggal tahun 2012 ini bilang bahwa SUKSES ADALAH KEBIASAAN. WOW bukan!!!
Lalu apa sih 7 kebiasaan itu? Ini dia:
1. Be Proactive (jadilah proaktif).
2. Begin with the end in mind (merujuk pada tujuan akhir).
3. Put first thing first (dahulukan yang utama).
4. Think win win (berpikir menang menang).
5. Seek first to understand then to be understood (berusaha mengerti mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti).
6. Synergize (wujudkan sinergi).
7. Sharpen the saw (asahlah gergaji).
Masing-masing kebiasaan ini akan dibahas diartikel selanjutnya.
Lalu dimana tempatnya kepribadian? Kepribadian (personality) berasal dari kata persona (topeng), apakah ini berarti kepribadian hanyalah tipu-tipu? Hmm...entahlah hehe... yang pasti perubahan dari etika Karakter ke etika Kepribadian telah menjauhkan kita dari akar yang memberi makan keberhasilan dan kebahagiaan sejati (ckck..bahasanya). kita dapat menghabiskan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun dengan berkutat pada Etika Kepribadian dan berusaha mengubah sikap dan perilaku kita namun tetap belum bisa mendekati fenomena mendasar yang terjadi secara spontan ketika kita melihat segala sesuatu secara berbeda.
Jelaslah bahwa jika kita ingin membuat perubahan yang relatif kecil dalam hidup kita, kita barangkali dapat berfokus secara tepat pada sikap dan perilaku kita. Akan tetapi, jika kita ingin membuat perubahan kuantum (perubahan yang mendadak dan berjangka panjang) yang berarti, kita perlu memperbaiki paradigma dasar kita. (lain waktu kita bahas paradigma).
Kesimpulannya, motivasi adalah pendorong kita melakukan sesuatu, carilah motivasi yang kuat terlebih motivasi dari dalam diri. Kepribadian yang baik itu penting dalam pergaulan namun belajar menjadi seorang yang berkarakter efektif bisa menjadikan diri kita orang yang jauh bermanfaat.
Oiya...aku jadi berpikir kalau tulisan ini ada unsur motivasi... dengan bahasa planet lain...hahaha... (ros).
Referensi:
1. Steven R Covey, The 7 Habits of Highly Effective people.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar